Anak Tunagrahita

Minggu, 12 Mei 2013


Klasifikasi Tunagrahita
Tunagrahita berasal dari dua kata "tuna" dan "grahita", tuna artinya kurang, sakit, lemah, grahita artinya pikiran, kemampuan untuk berpikir, daya ingat, ingatan. Jadi tungrahita artinya lemah berpikir, kurang daya ingat. Masyarakat umumnya menamakan anak tunagrahita adalah anak bodoh, tolol, gila, idiot, stres dan sebagainya. Untuk meluruskan pendapat masyarakat yang berbeda-beda tersebut, berikut ini diuraikan klasifikasi tunagrahita. Klasifikasi tunagrahita atau retardasi mental adalah mereka yang memiliki kemampuan berada di bawah rata-rata, sulit beradaptasi sehingga perlu pelayanan khusus. Ada beberapa pendapat seperti Japan League (1992), yang dimaksud dengan retardasi mental ialah (1) fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 ke bawah berdasarkan tes inteligensi baku, (2) kekurangan dalam perilaku adaptif, dan (3) terjadi pada masa perkembangan, yaitu pada masa konsepsi hingga usia 18 tahun.
Samuel A. Kirk dan J.J. Galagher (1996) mengelompokkan menjadi (1) tunagrahita ringan dengan angka IQ antara 50 - 55 sampai 70, (2) tunagrahita sedang dengan angka IQ antara 35 - 40 sampai 50 - 55, dan (3) tunagrahita berat dengan angka IQ di bawah 35.
Mulyono A. (1993) mengemukakan klasifikasi untuk pembelajaran anak tunagrahita adalah tunagrahita mampudidik (IQ 50 sampai 70 atau 75), tunagrahita mampulatih (IQ 30 atau 35 sampai 50 atau 55), dan tunagrahita mampurawat (IQ dibawah 25 atau 30). Santrock mengemukakan klasifikasi keterbelakangan mental kategori ringan IQ 55 hingga 70, kategori sedang IQ 40 hingga 54, kategori parah IQ 25 hingga 39 dan kategori sangat parah IQ dibawah 25. Sedangkan Pemerintah RI mengklasifikasikan peserta didik tunagrahita dalam dua bagian yaitu (1) tunagrahita ringan dan (2) tunagrahita sedang.


Sumber:
John W. Santrock, Life Span Development edisi 5, Erlangga, Jakarta, 2002
Mulyono A., MakalahOrthopedagogik Umum I Anak Tunagrahita, Jakarta: PLB FIP IKIP Jakarta, 1993.
Peraturan Pemerintah RI. No. 72, tentang Pendidikan Luar Biasa, Jakarta: 1991, Bab III Ps. 3 ayat 3.
Samuel A. Kirk dan J.J. Galagher, 1986, Alih Bahasa Moh Amin dan Ina Yusuf Kusumah, Pendidikan Anak Luar Biasa II, Jakarta: DNIKS, 1990.

.

UPACARA SLB N 3 JAKARTA

Minggu, 28 April 2013

UPACARA SLB N 3 JAKARTA 29 APRIL 2013

Pada hari senin 29 April 2013 guru dan siswa SLB NEGERI 3 JAKARTA menjadi petugas upacara bendera  yang di selenggarakan setiap hari senin kompleks SDN Kemayoran. Ada berbagai anak kebutuhan khusus yang bertugas pada upacara kali ini, yaitu tunagrahita ringan, autis dan cerebral palsy. Upacara dipimpin oleh Wawan Hermawan, S.Pd, sebagai pembina upacara Dra. Ida Achwati.



Sebelum melaksanakan tugas upacara, para siswa dibimbing oleh Dra. Hani Rustisiani, MA dan Wawan Hermawan, S.Pd. Paduan suara diiringi organ dan angklung yang dibimbing oleh Jarwadi S.Pd dan Dwi Indrat Mulyaningsih, S.Pd. Berkat kekompakan dan dukungan semua guru, maka upacara berjalan lancar.



Kegiatan Acara Bias SLB Negeri 3 Jakarta



ACARA BIAS SLB N 3 JAKARTA

 SLB NEGERI 3 JAKARTA mengadakan acara Bulan Immunisasi Anak Sekolah ( BIAS ) yang bekerjasama dengan Puskesmas kelurahan Kemayoran pada hari senin 29 April 2013.










Acara Tumpeng

Rabu, 24 April 2013

 Guru - Guru SLB NEGERI 3 JAKARTA beserta para orang tua murid Memperingati hari kartini dengan membuat tumpeng.

   
Senin 22 April 2013 SLB Negeri 3 Jakarta mengadakan peringatan Hari Kartini. Tujuan diadakannya peringatan Hari Kartini tahun ini adalah untuk mengenang kembali jasa-jasa R.A Kartini dalam memajukan kaumnya.Untuk memeriahkan peringatan Hari Kartini, SLB Negeri 3 Jakarta mengadakan berbagai lomba yaitu lomba peragaan busana daerah bagi siswa, lomba membaca puisi bagi siswa, dan lomba membuat tumpeng bagi orang tua murid dan guru. Kriteria penilaian pada lomba peragaan busana daerah adalah keberanian, keserasian dan kerapihan, kriteria penilaian pada lomba baca puisi adalah keberanian, kejelasan suara, lancar membaca dan ritme, sedangkan kriteria penilaian lomba tumpeng adalah rasa, inovasi,  dan kerapihan. Pada perlombaan ini peserta sangat antosias baik siswa guru maupun orangtua.









Peringatan Hari Kartini April 2013

KARTINI DAY APRIL 2013




Peringatan Hari Kartini tahun 2013 Komplek SDN Kemayoran berjalan sangat semarak. Dimulai dari upacara, pawai keliling komplek Kepu Dalam Kemayoran dan dilanjutkan lomba bagi siswa, guru dan wali murid. Bagi guru perempuan yang tidak ikut lomba, mereka menyemarakkan dengan berpakaian kebaya. Tampak penampilan para guru berbagai macam warna  kebaya antara lain, warna biru, merah, putih, hijau, kuning, pink dan masih ada juga yang memakai PDH.




FOTO UPACARA JANUARI 2013

UPACARA SLB N 3 Januari 2013

Upacara Senin 25 Februari 2013

Rabu, 27 Februari 2013

Setiap hari Senin Kompleks SDN Kemayoran, Jl. Kepu Dalam Gg X, Kemayoran mengadakan upacara bendera. Seluruh sekolah yang masuk pagi akan mendapat giliran untuk menjadi petugas upacara. Pada hari Senin 25 Februari 2012 SLB Negeri 3 Jakarta pertama kali mendapat giliran menjadi petugas upacara secara mandiri. Pada tahun 2011 pernah ikut kolaborasi dengan SDN Kemayoran 01. Dengan penuh semangat dan khidmad upacara dapat terlaksana dari awal sampai akhir. Pembina upacara kali ini adalah Bambang Irianto, S.Pd Wakasek SLB Negeri 3 Jakarta. Dalam sambutannya ia mengatakan walaupun anak SLB bagian tunagrahita sedang, kalau dilatih terus menerus dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. seperti keset, penutup tempat tisu dari manik-manik dan hasil keterampilan yang lain. Oleh karena itu kepada anak-anak SD (reguler) jangan menyia-nyiakan  kemampuan yang kamu miliki. Kalau anak SLB bisa maka kalian harus lebih bisa.  
Komplek SDN Kemayoran ada 9 sekolah, satu diantaranya adalah SLB Negeri 3 Jakarta. Hal ini merupakan inklusi yang alami, karena anak didik SLB tidak minder bermain dengan anak didik reguler. Sebaliknya anak didik reguler bisa menghargai dan memiliki rasa empati terhadap teman-temannya di SLB.
















Upacara 25 Februari 2012

Minggu, 24 Februari 2013